Monday 27 June 2016

Rant | Kenapa Belajar Lintas Budaya itu (Seharusnya) Penting

Hari Senin yang indah kalau lagi libur itu.. Lagi baca buku Haruki Murakami sambil liat dramanya EXO dan makan snack Korea :D

Hai~~
Lagi-lagi disambut angsty rant lagi ehehe :p Memang sih ini melambung jauh dari rencana update setiap Kamis.. Semoga kalian nggak keberatan, yaaa. Oke, sebelum keburu dikejar revisian skripsi dan lupa mau nulis lagi, so here we go.

"Si Ayak mah, kemarin suka Inggris... Terus Jerman tah apa terus dia tiba-tiba berubah jadi suka Jejepangan. Eh tiba-tiba sekarang, ngomong 'Annyeong Haseyo' dimana-mana dan kapan saja. Habis gini suka apa kamu, Yak?"

Waktu itu, lagi bosan banget di kelas British Studies dan berujung ngegosip K-pop sama teman yang dapat kesempatan untuk mencicipi pertukaran pelajar di negeri ginseng tersebut. Kita bahas dari EXO dan bahas betapa "merica"nya Baekhyun, pengalaman nonton konser Toppdogg di Korea, lihat-lihat meme di HP, ngomongin K-hip hop, sampeeee ini nih yang bikin iri 10282822% dan bikin heboh sendiri di kelas, untung si dosen gak notice.. or maybe yes hahha  ikutan fanmeet BTS dimana ia menyadari betapa mulusnya kulit wajah dedek Jungkook serta bonus Seokjin said "hello" to her  T.T Dan, gosipan ini berujung menjadi membahas bahwa mengikuti arus perkembangan budaya negara lain itu akan menambah wawasan Cross-Cultural studies atau Lintas Budaya kita. 

Sebenarnya, percakapan itu udah lamaaaa banget terjadinya hingga seorang kawan yang suka dicurhatin perkembangan hal-hal favoritku, dan kini ia harus mendengar curhatan Tteokboki lezat di Kafe Korea unyu di daerah Jemursari, dia tiba-tiba nyeletuk, "si Ayak mah, kemarin suka Inggris.. Terus Jerman tah apa terus dia tiba-tiba berubah jadi suka Jejepangan. Eh tiba-tiba sekarang, ngomong 'Annyeong Haseyo' dimana-mana dan kapan saja. Habis gini suka apa kamu, Yak?". Hehe. Jawabanku simple, "dari budaya pop mereka, biasanya aku meluas memelajari budaya mereka".

Biasanya, siklus memelajari budaya asingnya begini: eh nemu film/musik/buku bagus dari negara lain >  terhanyut  pengin tahu lebih jauh tentang makna dari film/musik/buku tersebut > *tahap sudah mulai kelewatan* > tahu budayanya -> belajar bahasanya sedikit-sedikit > repeat


Siapa yang nggak suka budaya pop? Dari musik, film, buku... Siapa yang nggak suka? 
Biasanya, siklus memelajari budaya asingnya begini: eh nemu film/musik/buku bagus dari negara lain > terhanyut > pengin tahu lebih jauh tentang makna dari film/musik/buku tersebut > *tahap sudah mulai kelewatan*  > tahu budayanya    -> belajar bahasanya sedikit-sedikit  repeat

Hayooo, bener, nggak? :p 
Dan pertanyaannya adalah begini: "penting nggak sih buat menyukai budaya negara lain? Pentingkah buat memelajari budaya negara lain?"

Jawabannya: i y a. Yes. Oui. 네. はい
Here's why:


1. Fleksibel. Be the water. Air dalam gelas pasti ngikutin bentuk gelas, kan? Kalau gelasnya lonjong, air bakalan jadi lonjong juga. Kalau gelasnya bentuk Cold Cup, pasti dia ngikutin bentuk gelasnya juga. Kalau gelasnya bentuknya kayak note (kayak tempat minum yang lagi hit itu hngg), pasti dia ngikutin bentuk gelasnya juga. Nah, jadilah air - ngikutin bentuknya. Kalian, kawan-kawanku semuanya, hidup di masyarakat yang luas, bermacam-macam benua, bermacam-macam orang, bermacam-macam budaya. Kalau kalian membatasi diri dan menutup mata kalian untuk menerima budaya orang lain, kalian malah nggak berkembang... Pengembangan diri itu penting. Kalian juga jadi nggak merasa dominan bahwa budaya kalian paling benar. Tapi, ingat: kalian harus jadi tetap jadi diri kalian masing-masing, ya! Jangan terlalu fleksibel sampaaai akhirnya lupa jati diri kalau kamu orang Indonesia. Mempelajari budaya orang lain itu nggak semuanya harus diterima dan diterapkan di diri kalian - nggak. Kalian harus juga pinter memilih-milih mana yang nggak pantes buat budaya kalian sebagai orang Indonesia, dan lainnya. Oh ya, dan jangan sampai kemampuan lintas-budaya kalian malah membuat kalian rasis loh, ya (;

2. Menghargai perbedaan. Sudah punya teman dari negara lain? Coba deh, kalau dipikir-pikir lagi, teman-teman kalian ini adaaaa aja kelakuannya :D Dari belajar lintas budaya dan menghargai perbedaan teman-teman kalian dari luar negeri, kalian akan bisa menghargai perbedaan rekan kerja kalian daaaan.... pasangan kalian nantinya loh :p 

3. Networking. "Loh Yak, kalau kita tahu lintas budaya, apa hubungannya sama networking?" Kalau kalian tahu tentang Lintas Budaya, kalian pasti tahu ciri-ciri orang-orang dari bermacam-macam negara dan bermacam-macam latar belakang. Semisal nanti kalian bekerja di perusahaan yang penuh dengan orang-orang asing, kalian dengan otomatis langsung bisa merebut hati mereka, loh! ((: bukan merebut hati yang lainnya loh. Maksudnya, dengan begitu, kalian bakalan dengan cepat "dimudahkan" urusan kalian dan networking kalian makin tambah luas. Tapi, nggak cuma di dunia kerja aja loh. Contoh dari temenku nih ya, dia suka travelling. Nah, karena dia kenal sama teman dari Taiwan. Lah, pas dia mau ke Malaysia, ternyata temannya dari Taiwan ini punya teman di Malaysia.. Yaudah deh, akhirnya dia dapet buddy buat nemenin dia kemana-mana~~


Wajah internally screaming "HEII GUE LAGI SAMA BULE LO" tapi masih sok-sokan tenang :p (Konferensi Inter-Asia Cultural Studies- August, 2015)


4. Lebih menghargai budaya sendiri. Percaya, deh. Oke walaupun kalian nggak boleh merasa budaya kalian yang paling benar, tapi dengan kalian belajar lintas budaya, kalian lebih menghargai budaya sendiri, loh! Berani taruhan, pasti kalian lebih menghargai budaya sendiri dan merasa berterima kasih untuk jadi orang Indonesia. Biasanya ya, kalau pas lagi kumpul-kumpul sama teman-teman dari luar negeri dan lagi berbagi tentang budaya masing-masing, pasti mereka kayak... mesmerized terhadap kekayaan budaya kita. Gimana nggak dong, Indonesia dari Sabang sampai Merauke~~ ye ga ye gaaakk? (;;;;


Got it?
Udaaah, nggak apa-apa lanjutin aja suka sama budaya negara lain. Tapi, jangan lupa, tetep stick sama identitas kalian sebagai orang Indonesia, ya :3 

Now, let me pergi ke kampus untuk persiapan detik-detik sidang skripsi. Wish me luck! 

I don't mean to hurt anyone. Love you.
-Aya ❤



Thanks to: Nada Nisrina, this one comes from rumpian kita sebulan yang lalu. Kalau nggak gara-gara tulisan "Jung Hoseok" di buku tulis British Studies-ku yang meluas jadi bahas foto Baekhyun di lipbalm kamu, mungkin tulisan ini nggak bakalan jadi (J-Hope is definitely a hope though :p). Looking for another rumpi Korea lagi yaaa (:


No comments:

Post a Comment

Thank you for leaving your trace! I will follow your trace down then! (: