Thursday 12 May 2016

Rant | Ketika Para Translator Berkumpul

Duh si Murakami ini sebenarnya mau bilang apa sih...


Halo, semuanya!
First thing first, maaf pas kalian mampir ke sini, kalian sudah disambut sama rant alias curhatanku yang panjang dengan penuh semangat alias "mini-protes" hehehe. Oke, sebelum keburu lupa lagi kalau pengin nulis dan keburu berangkat ke kampus, lanjut aja ya.

"Sering banget harga jasa terjemahanku dibilang mahal. Pas ditawar, eh jatuhnya... Harga buat beli nasi penyetan di kantin kampus" 

Waktu itu, aku ketemuan sama teman kuliah. Kami punya jam kuliah yang beda karena beda minatan; aku literatur dan dia Kajian Budaya. Seperti biasa, kalau kami ngumpul, selalluuuu aja ada yang diomongin. Nah, kali ini, topik kita adalah jasa terjemahan. Dia baruuu aja membuka jasa terjemahnya dan alhamdulilah udah dapet orderan. Nah, karena jasa terjemahanku bareng si Opi udah jalan around 9 bulan (yaampun ternyata udah lama banget yaaaa *ngusep air mata pake skripsi*), dia pengin tahu harga yang dia beri ke pelanggan sudah benar apa belum.

Setelah lihat hargaku, dia mangut-mangut dan bilang, "Bener lo, aku matok harga". Terus, dia curhat kemarin ada temannya yang minta deadline harinya itu cepet dan jumlah halamannya banyak. Padahal, kalau deadline semakin cepat, semakin mahal. Nah, si order kemarin ini minta harganya muuuuurah banget dan alasannya gampang, "halah, cuma translate aja, kok". Ye kali dipikir cuma translate ngok.


"Terjemah itu bukan sekedar memindah dari bahasa awal ke bahasa terjemah. Kami nggak cuma copas tulisan asli ke g*gel translate terus di copas lagi ke lembar terjemahan" 

Curhatan datang dari teman dekat. Dulu sempat buka project terjemahan buat tugas mata kuliah Translation. Tapi, selepas mata kuliah berakhir, langsung lah dia tutup ((: Namun, dia pengin buka jasa Translate lagi tapi sendirian. Yaudah deh, jebret dapet orderan. Selesai diterjemah dan diberitahu harganya, negosiasi... Terus cancel. Lo pret banget kan? "Yak," kata si teman ini. "Sering banget harga jasa terjemahanku dibilang mahal. Pas ditawar, eh jatuhnya... Harga buat beli nasi penyetan di kantin kampus, pek! Alasannya? 'Kan aku temenmu?' I mean iya harga temen tapi ga usah semurah gitu, dong!". 

Long story short, dari semua teman penerjemah, mereka selalu dianggep remeh. Dibilang kemahalan, "cuma terjemah aja lo", dan "terjemah kan cepet sih, tinggal copas di g*gel translate". Kalau kalian butuh jasa terjemahan, never ever saying these things to them, okay? Here's why:

1. Terjemah itu bukan sekedar memindah ke bahasa awal ke bahasa terjemah. Kami nggak cuma copas tulisan asli ke g*gel translate terus di copas lagi ke lembar terjemahan - nggak. Terjemah itu mengulang apa yang telah disampaikan si penulis. Jadi, kami ini adalah "jembatan" dari penulis ke pembaca. Tujuan kami adalah menyampaikan makna yang ditulis sang penulis ke kalian, para pembaca.

2. Kosakata dan tata bahasa. Lagi, kami nggak cuma mindah bahasa doang. Kami ini menyampaikan apa yang ingin ditulis sang penulis dan sebisa mungkin untuk tidak merubah gaya penulisan si penulis. Semisal, sang penulis ini hobi pake kalimat pasif. Kami nggak bisa seenaknya ngerubah pake kalimat aktif. Satu contoh lagi, ketika sang penulis hobi pake kosakata yang belibet dan "nyastra", kami harus juga ngikut pake kosakata "nyastra" juga. Terlebih, para penerjemah ini punya latar belakang sastra dan terkadang, kami nggak punya latar belakang sains ataupun ekonomi. Ehhh tapi mah kita sering dapat orderan jurnal kedokteran hewan, ekonomi... Dan kami berusaha 100% buat pakai istilah-istilah baik kedokteran hewan atau ekonomi yang bisa dimengerti untuk para mahasiswa jurusan tersebut. 

3. Kalau kalian nggak paham sama terjemahan kami, berarti itu salah kami. Pernah nggak kalian mau baca versi bahasa Inggris dari Harry Potter setelah baca terjemahannya? Kalau kalian bilang "ye ngaps gue gabisa bahasa Inggris kok" berarti sang penerjemah berhasil menyampaikan misinya. Tugas para penerjemah ini adalah membuat terjemahan kami gampang dimengerti seeeedemikian mungkin. Makannya kami sering ngasih catatan cinta alias catatan kaki - footnote biar kalian nggak mengernyit lagi saking bingungnya.

Got it?
Jadi.. Kami mohon jangan bilang "halah terjemah aja lo" ke kami lagi ya :3 Walaupun kita masih sering pake g*gel translate, kami juga diam-diam punya mimpi terselubung pengin gabung di g*gel translate buat merubah terjemahan mereka.

I don't mean to hurt anyone. Love you.
-Aya 


Thanks to: Jamal, this one comes from your story few days ago and I was inspired to write this. Also my two b**ches, Opi and Fina, and all my translator-fellas yang sering curhat ke Aya. I'm listening and I'm speaking the truth for you! :3

No comments:

Post a Comment

Thank you for leaving your trace! I will follow your trace down then! (: